SELAMAT DATANG DI KALONG CORPORATION PE"KALONG"AN (silahkan membaca artikel pilihan yang kami ambil dari berbagai sumber, untuk pengembangan diri)

Friday, December 31, 2010

Nikmatilah Perbedaan!



Ditulis oleh: Anne Ahira untuk Cahyo!

Perbedaan adalah anugrah dari
Yang Maha Kuasa!


Lihatlah sekeliling kita, indahnya
warna-warni bunga, warna-warni satwa,
dan segala keragaman lain yang
menghiasi dunia.

Bayangkan kalau kita hanya mengenal
warna hitam saja! Alangkah gelapnya
dunia ini! :-)

Tanpa adanya perbedaan dan warna-warni,
kita tidak akan merasakan hidup
semeriah dan seindah sekarang ini,
betul?! :-)

Begitu pun dengan kehidupan, setiap
insan selalu berhadapan dengan segala
macam perbedaan dan warna-warni
kehidupan.

Tapi sayang, tidak semua orang mampu
melihat perbedaan sebagai kekayaan.
Banyak orang merasa tersiksa karena
perbedaan alias mereka tidak mampu
menikmatinya.

Berbagai bentuk kejahatan dimulai hanya
karena perbedaan. Entah itu perbedaan
warna kulit, agama, suku bangsa,
prinsip, atau sekadar pendapat.

Sebenarnya, perbedaan bukanlah sesuatu
yang bisa dihindari. Setiap orang lahir
dengan perbedaan dan keunikannya
masing-masing. Mulai dari perbedaan
fisik, pola pikir, kesenangan, dan
lain-lain.

Tidaklah mungkin segala sesuatu hal sama.
Bahkan kesamaan pun sebenarnya tidak
selalu menguntungkan.

Coba bayangkan, seandainya semua orang
memiliki kemampuan memimpin, lantas
siapa yang mau dipimpin? Kalau semua
orang menjadi orang tua, siapa yang mau
jadi anak? Siapa juga yang akan
menerima sedekah, jika semua orang
ditakdirkan kaya?

Perbedaan ada bukan untuk dijadikan
alat perpecahan. Banyak hal positif
yang bisa kita peroleh dengan perbedaan.
Namun, tentu saja semua itu harus
bersyarat. Nah, syarat apa saja yang
harus dipenuhi?

Berikut di antaranya...
1. Cara pandang kita terhadap perbedaan. 

    Berpikirlah positif dengan mensyukuri
    adanya perbedaan. Anggaplah perbedaan
    sebagai kekayaan. Cara pandang yang
    benar akan melahirkan sikap yang tepat.

    Ada baiknya kita mencari persamaan
    terlebih dahulu, sebelum mencari
    perbedaan.

Sunday, December 26, 2010

Hargai Apa Yang Kita Miliki

Hargai Apa Yang Kita Miliki
 


Ditulis oleh: Anne Ahira

Cahyo,

Pernahkah Cahyo mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:

    "It would be a blessing if each person
     could be blind and deaf for a few days
     during his grown-up live. It would make
     them see and appreciate their ability to
     experience the joy of sound".


Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.

Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!

Sekarang, coba Cahyo bayangkan sejenak....

......Cahyo menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri Cahyo melihat
atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu Cahyo tidak bisa
melihat indahnya dunia, Cahyo tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan Cahyo tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Cahyo? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain.  Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba Cahyo renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik

Cara Metetapkan Tujuan Hidup!


 


"Tetapkan Tujuan Hidup"

Ditulis oleh: Anne Ahira

Cahyo,


"Without goals, and plans to reach them, you are
like a ship that sail with no destination" -- 
                               (Fritzhugh Dodson)

Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya
tujuan dalam hidupnya.

Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu
arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup
adalah apa yang kemudian dilakukannya.

Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih
nasib tak berpihak padanya.

Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan
hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.

Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan
dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu
adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan
hidupnya tidak tercapai!

Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah
tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah
setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin
dicapai.

Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan
strategi apa yang harus diambil.

4 Cara Yang Bisa Cahyo Pakai Untuk Menetapkan
Tujuan Hidup:

1. Apa sebenarnya keinginan Cahyo?

    Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya
    keinginan Cahyo untuk beberapa tahun ke depan?

    Tidak ada salahnya Cahyo bermimpi. Cahyo
    tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak
    ada biaya yang harus Cahyo keluarkan untuk
    sekedar bermimpi. ;-)

2. Kumpulkan informasi.

    Dengan mengumpulkan informasi, Cahyo
    bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan.

    Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan
    yang Cahyo inginkan, belajarlah dari mereka.
    Lakukan apa yang mereka kerjakan!

3. Jangan diam.

    Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan
    membawa Cahyo pada impian hidup yang diinginkan!

4. Tingkatkan kemampuan

    Jika ada cara yang Cahyo lakukan terbukti efektif
    dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai,
    maka alangkah baiknya jika Cahyo berusaha untuk
    meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan
    kinerja agar tujuan hidup Cahyo lebih cepat tercapai.

Jika keempat hal di atas Cahyo lakukan secara terus
menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah Cahyo
akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.

Cahyo ibaratnya adalah seorang 'pemahat' atas
gambaran kehidupan Cahyo sendiri. Dan seorang
pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning'
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.

Dalam hal ini, Cahyo pun hanya bisa sebesar dan
sebahagia sebagaimana tujuan yang telah Cahyo
tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah diri Cahyo
sebaik-baiknya!

Saturday, December 25, 2010

Kesendirian Tidak Selalu Mematikan!

Ditulis Oleh: Anne Ahira

Cahyo, banyak orang yang tidak menyukai kesendirian,
karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan.

'Sendiri oh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa
menjadi masalah besar bagi sebagian orang!

Apakah Cahyo termasuk yang demikian? :-)

Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal
yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol
kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran,
sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!

Kesendirian bisa memiliki dua makna...

Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya,
tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk
perasaan saja.

Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun
merasakan kesunyian. Mungkin Cahyo pernah mengalami
hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan
rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain
sebagainya..!

Satu hal yang perlu Cahyo ingat, kesendirian dengan arti
apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan
segala situasinya.

Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih
bermakna? Lakukan hal berikut :

1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif
    yang sangat Cahyo sukai, misalnya dengan membaca,
    menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan
    Cahyo. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
    menyenangkan!

2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
    impian Cahyo dan belum sempat dilakukan. Cahyo bisa
    membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman
    dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.

    Percaya, cara ini akan menyadarkan Cahyo akan
    sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya.
    Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi
    menyenangkan? ;-)

3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang
    keinginan yang ingin Cahyo wujudkan selagi masih
    hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali
    'keinginan gila' saat Cahyo masih kecil? Atau mimpi-
    mimpi lain yang belum terlaksanakan?

    Saat itu Cahyo akan sadar, ternyata banyak sekali
    hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!

4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal
    *utama* dan yang pertama yang harus Cahyo lakukan...
    Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri Cahyo.
    Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat
    keberadaan Cahyo di dunia.

    Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin
    kokoh kemampuan Cahyo mengarungi kehidupan,
    dengan segala situasinya.

Intinya, jangan biarkan Cahyo terjebak dalam kesendirian
dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat Cahyo putus asa.

Kalau Cahyo mau membuka mata, kita sebenarnya tidak
pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar
kita.

Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa Cahyo
jadikan teman, dan ajak bicara!

Jika Cahyo mau terbuka, dalam kesendirian Cahyo bisa
merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Cahyo bisa
menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian,
dan memaksimalkan potensi yang Cahyo miliki.

Dalam kesendirian pula Cahyo bisa mengungkap
kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali Cahyo temukan di keramaian!

Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
saja kepada setiap orang, termasuk kepada Cahyo.

Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini Cahyo sedang
dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
Cahyo harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya
mematikan!

Kelola-lah perasaan Cahyo dengan baik, dan buatlah
kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)

Wednesday, November 24, 2010

cerito awale "KALONG" KAos obLONG

Berawal dari sebuah pencarian jati diri penerapan ekspresi tentang rasa khas ke-pekalongan-an baik dalam seni budaya, wisata maupun kuliner seperti batik, santri, linggo asri, lopis raksasa, megono, dan lain sebagainya. Kami mencoba menerapkan rasa khas Pekalongan tersebut dalam bentuk kasual yang bisa diaplikasikan dalam segala suasana dan bisa menandakan rasa identik khas Pekalongan.

Maka tercetuslah sebuah ide membuat produk kaos oblong (T-shirt) yang dirasa cukup menjangkau semua golongan dengan memasang identitas (trade mark) "KALONG" yang notabene dalam kehidupan sehari-hari merupakan hewan malam (kelelawar besar) yang menjadi asal mula kata Pe"KALONG"an seperti sejarah yang pernah dikutip mengatakan bahwa Pe"KALONG"an mulai dikenal setelah Bahurekso bersama anak buahnya berhasil membuka Hutan Gambiran/Gambaran, atau dikenal pula Muara Gambaran. Hal ini terjadi setelah Bahurekso gagal didalam penyerangan ke Batavia, bersama anak buahnya kembali ke Pantai Utara Jawa Tengah, namun secara sembunyi-sembunyi, sebab kalau diketahui oleh Pemerintah Sultan Agung pasti ditangkap dan dihukum mati. Sehingga terus melakukan yang disebut TAPA-NGALONG (hanya keluar pada malam hari). Dari sinilah muncul prediksi-prediksi berkaitan dengan istilah Pe"KALONG"an.

Dari cerita tersebut jelas kami ingin mengangkat nama Pe"KALONG"an dalam sebuah bentuk budaya baru yang lebih modern tanpa meninggalkan rasa khas budaya Pe"KALONG"an itu sendiri. Selain itu kata "KALONG" juga dapat diartikan sebagai akronim dari kata "KAos obLONG" sehingga kata "KALONG" dapat didengar lebih futuristik atau modern padahal kata "KALONG" sudah biasa kita dengar dan memiliki arti yang biasa saja. ( Akronim "KAos obLONG" ini murni original hasil karya pemikiran kami sendiri, menginduk kata yang sudah lumrah dan familiar menjadi sebuah kosakata baru yang semakin familiar mudah di ingat dan tidak berbau asing serta sangat berasa Pe"KALONG"an ).

Dengan mengandalkan trade mark yang mengangkat nama Pe"KALONG"an disertai dengan desain-desain kreatif yang berthema identitas Pe"KALONG"an diharapkan mampu menjadi alternatif baru bagi warga Pe"KALONG"an dalam rangka menunjukkan rasa cinta terhadap budaya daerah Pe"KALONG"an, sehingga secara tidak langsung kita semua dapat berpartisipasi dalam pelestarian budaya daerah Pe"KALONG"an.

Chayoo Pe"KALONG"an (santri.batik)